SOSOK PEMBELAJAR YANG SENANG BERMIMPI

14 Juli 2007

OPTIMISME, SOMBONG, DAN AMBISI

Ide penulisan ini muncul dari sebuah pertanyaan teman saya, pikiran itu ada setelah beberapa waktu saya mengisi motivation training di salah satu organisasi kampus saya. Dia merasa bingung beberapa hari setelah mendapat materi yang diberikan tentang pentingnya seseorang mempunyai big dream, apa yang dia tanyakan sebelumnya belum sempat saya pikirkan, dan saya agak kelabakan mendapat pertanyaannya. Dia bertanya kenapa ketika kita punya keinginan yang besar dan kita sangat optimis, ternyata malah hasilnya tidak terlalu baik, tetapi kenapa kalau tidak optimis atau tidak dikejar, maka sesuatu itu malah hasilnya baik??? Terus saat-saat seperti itu masih perlukah kita punya ambisi, dan apakah ambisi itu sesuatu yang bagus atau jelek???


Waktu itu saya menjawab dengan seadanya bahwa untuk mempunyai impian atau keinginan itu harus disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan kita, sehingga dalam pencapaiannya pun itu akan lebih mudah. Oleh karena itu pengenalan terhadap diri sendiri itu sangat mutlah untuk diketahui. Sementara mengenai ambisi saya cuma bisa mengatakan itu bagus yang penting dalam mencapai tujuan tidak menghalalkan segala cara.

Kita tinggal dulu sejenak tentang cerita di atas, saya mau mencoba mengalihkan ke sesuatu hal. Dalam keseharian saya sering menggunakan strategi yang saya pelajari untuk mencapai impian, yaitu salah satunya dengan menceritakan apa yang menjadi impian kita kepada orang lain, dengan harapan ketika ada orang yang tepat untuk membantu impian kita maka hal ini akan lebih mudah. Atau setidaknya minimal orang tersebut ketika bertemu dengan kita selalu mengingatkan tentang impian kita, karena manusia memang sosok yang pelupa. Tapi banyak tanggapan yang masuk ke telinga saya mengenai impian-impian itu. Ada yang mengatakan saya terlalu muluk-muluk, kata-katanya terlalu tinggi, terlalu sombong, ambisinya sangat besar, walaupun ada juga yang bilang bagus dan itu sesuatu yang besar. Sampai saya berpikir apakah yang saya katakan salah, saya terlalu PD, optimis, atau bahkan sombong.

Sampai pada akhirnya saya luangkan waktu untuk merenung mengenai hal ini, tentunya ini berhubungan juga dengan pertanyaan di atas. Saya memulai untuk memahami apa itu optimis, beda ga siy sama sombong, terus apa hubungannya dengan ambisi. Setelah coba saya pikirkan lebih dalam saya akhirnya memaknai optimis adalah sebuah keyakinan untuk mencapai tujuan/cita-cita. Dan optimisme ini hakekatnya harus didasari dengan pengenalan akan keadaan diri, baik itu kekuatan kita ataupun kelemahan kita, dan optimisme juga harus didasari dengan potensi yang kita miliki yang Tuhan berikan. Sehingga kita mengatakan sesuatu tetapi atas dasar pengenalan diri yang utuh dan kita yakin akan mencapainya, maka kita sudah menjadi orang yang optimis, terlepas apapun perkataan orang lain terhadap kita. Terus apa hubungannya dengan sombong, saya memaknai sombong ketika kita mengatakan sesuatu tanpa terlebih dahulu kita mengenal diri kita sendiri, baik itu kekuatan dan kelemahan kta. Sehingga apa yang kita katakan itu terlalu besar dan tidak berdasar, karena kita juga buta dengan diri kita. Untuk mengetahui kita sombong atau tidak mengenai perkataan kita maka kita harus melakukan cermin diri atau introspeksi diri.

Optimis dan sombong sama-sama mengatakan sesuatu yang besar, perbedaanya terletak pada sejauh mana seseorang mengenal potensi dirinya sendiri. Dan hal ini juga akan kelihatan ketika seseorang mengatakannya, orang yang optimis akan mengatakan dengan bijak, sementara yang sombong akan terkesan arogan ketika mengatakan.

Terus bagaimana dengan ambisi terhadap cita-cita dan tujuan kita, apakah hal itu baik atau sebaliknya. Sebelum memberi penilaian baik dan buruk kita coba maknai dulu apa itu ambisi. Ambisi merupakan kehendak yang kuat untuk mencapai tujuan, dan ini bisa dijadikan nafas untuk mencapai tujuan kita. Ambisi merupan sesuatu yang baik bahkan memang ambisi mutlak dimiliki oleh seseorang yang punya tujuan. Karena dengan ambisi (kehendak kuat) maka akan menuntun seseorang untuk melakukan tindakan yang akan mengarahkan pada pencapaian tujuan. Ambisi akan sangat bagus jika didasarkan pada optimisme (keyakinan kuat) untuk mencapai tujuan yang didasari atas pengenalan diri. Yang bahaya adalah ketika ambisi bersanding dengan sombong, yaitu ambisi (kehendak kuat) untuk mencapai sesuatu yang didasari tetapi didasari oleh kesombongan (tidak mengenal diri), maka hal ini akan mengakibatkan seseorang melakukan sesuatu dengan segala cara untuk mencapainya. Tidak jarang kita banyak menemukan seseorang yang membabi buta dengan ambisinya, karena banyak diantara kita yang tidak mengenal diri kita sendiri. Sehingga dari banyak fenomena itu tidak jarang kita tabu untuk mengatakan kalau kita punya ambisi besar untuk mendapatkan sesuatu.

Sebagai penutup, saya ingin kita untuk selalu merenung dan mencoba mengenal lebih banyak tentang diri kita sendiri, jangan sampai kita merasa terasing dengan diri kita sendiri. Sehingga dengan itu kita bisa bersikap optimis dan mempunyai ambisi untuk mencapi tujuan, tanpa ada yang menganggap apa yang kita omongkan hanya khayal belaka. SALAM SUKSES!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

e-book motivasi gratiss