SOSOK PEMBELAJAR YANG SENANG BERMIMPI

22 Juni 2007

ORANG TUA YANG SUKSES, YANG SEPERTI APA SIH?


Topik ini adalah topik yang cukup sering penulis ceritakan kepada orang lain, Penulis pribadi berpikir hal ini yang paling menarik untuk dibahas, mungkin hal ini dilandasi, karena penulis sendiri telah kehilangan salah satu orang tua yang jadi panutan selama ini. Sehingga ada motivasi yang besar untuk bisa membuat banyak hal.

Pembahasan ini dimulai dari pemikiran yang sangat mendalam untuk bisa menemukan jawaban atas pertanyaan, sudah sukseskan orang tua kita??? Pada dasarnya anak merupakan anugerah yang diberikan Alloh kepada manusia. Banyak sumber yang mengatakan bahwa manusia pada saat dilahirkan dalam keadaan polos, artinya polos disini tidak punya dosa, tidak punya pikiran dan tidak punya pemahaman. Dalam perjalannya orang tua-lah yang akan sering berhubungan dan akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam membentuk karakter pada diri anak.

Permasalahannya adalah bahwa banyak orang tua yang terjebak pada pemenuhan kebutuhan berupa fisik, baik itu sandang, pangan, ataupun papan. Jarang sekali orang tua yang mempersiapkan atau memenuhi kebutuhan anaknya yang berhubungan dengan non fisik, baik itu berupa mental, akhlak, budi pekerti, atau ajaran agama (spiritual). Sedikit sekali orang tua yang mempersiapkan anaknya untuk mempunyai mental dan karakter yang kuat, sehingga ketika dihadapkan dengan kesulitan hidup dan kegagalan, maka anak tersebut menjadi sosok yang kuat untuk bisa bangkit lagi melawan tantangan dalam hidup.

Malah banyak dari orang tua yang lebih sibuk mempersiapkan untuk pendidikan buat anak dengan ramai-ramai mendaftarkannya ke asuransi pendidikan, atau memasukan anaknya ke lembaga pendidikan yang favorit, mereka menyangka hal itu sudah cukup untuk bisa memnuhi kebutuhan masa depan anaknya. Tentunya saya pribadi menilai hal tersebut tidak salah, tapi disini saya ingin tekankan bahwa hal tersebut tidak akan cukup untuk mempersiapkan anak tersebut sukses dalam menghadapi hidup. Karena Ary Ginanjar pernah mengatakan sangat mudah sekali untuk mengajari seseorang untuk menghitung, merinci, menganalisis, tapi sangat sulit untuk bisa menerapkan nilai-nilai untuk dijadikan pijakan dalam menghadapi sesuatu.

Yang harus orang tua bayangkan adalah, bagaimana ketika saat ini juga dia tidak ada atau meninggalkan dunia ini. Apakah anak-anaknya bisa melanjutkan hidup, bagaimana kesiapan anak-anaknya dalam menghadapi perjuangan hidup. Yakinlah berapapun banyaknya materi itu pasti akan habis. Yang penting adalah bagaimana mereka bisa tetap survive dalam menjalani hidup. Atau lebih luhur lagi mengutip Lukman Hakim yang menanyakan hal itu kepada anaknya setelah bapak mati kalian akan menyembah siapa? Hal ini sangat penting, tapi penulis tidak akan membahasnya disini, karena kekurangan pemahaman terhadap hal tersebut, karena yang dibahas disini lebih berorientasi duniawi.

Mental, optimisme, semangat berjuang, karakter yang kuat menjadi penting untuk bisa menghadapi hal tersebut. Ini tidak mudah karena hal ini tidak bisa diwujudkan dalam seketika, melainkan harus ada proses yang panjang untuk membentuknya. Sehingga pada akhirnya saya berkesimpulan bahwa orang tua yang sukses adalah orang tua yang semasa hidupnya dia telah menyiapkan sebuah generasi yang jauh lebih HEBAT dan jauh lebih DAHSYAT (Guntur Quote). Sekarang pertanyaannya adalah, sudahkah anda mempersiapkan hal tersebut??? Bagi seorang anak, sudah kah anda menjadi pribadi yang kuat, sehingga orang tua anda pantas dikatakan menjadi orang tua yang sukses??? SALAM SUKSES!!!
Selengkapnya...

SENI MEMBINA HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN


Dalam kehidupan ini, kita selalu dikelilingi oleh banyak orang di sekitar kita. Ada keluarga, teman sepermainan, teman kantor, teman satu ideologi atau mungkin yang terakhir teman tapi mesra. Manusia pada dasarnya memang mahluk sosial, manusia yang dalam menjalani hidup membutuhkan orang lain. Sehingga orang-orang yang ada disekitar anda adalah aset terbesar dalam anda, karena banyak hal yang bisa kita lakukan bersama mereka, dan banyak hal yang bisa kita bagi bersama mereka.

Dalam seni berhubungan dengan orang lain, ternyata ada kaidah-kaidah yang harus kita perhatikan. Karena yang kita hadapi adalah sosok manusia yang punya akal, pikiran, emosi dan juga karakter yang satu dengan yang lain tidak sama. Sehingga harus ada pendekatan yang berbeda untuk orang yang berbeda pula, hal ini dipertegas oleh Florence Littauer yang mengatakan bahwa setiap manusia adalah sosok yang unik, artinya sosok yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Sehingga pantas Steven R. Covey mengatakan bahwa “jangan harap kita mendapatkan hasil yang berbeda ketika kita menghadapi sesuatu yang berbeda dengan pendekatan yang sama”. Dari hal tersebut di atas jelas bahwa ada seni untuk bisa menangani orang lain ketika kita berhubungan dengan mereka.

Manusia juga pada dasarnya merupakan mahluk emosional, yang segala tindakannya tergantung pada kondisi emosinya (Daniel Golemen). Inilah sebenernya kuncinya ketika kita berhubungan dengan orang lain. Sebelum kita dapat mengetahui kondisi emosinya, maka kita harus terlebih dahulu mengenal kondisi emosi diri, yaitu dengan mengenal diri sendiri dulu, seperti yang dikatakan oleh Socrates kenalilah dirimu. Ini merupakan awalan dalam membina hubungan dengan orang lain. Karena ketika seseorang sudah bisa mengenal diri sendiri, hal ini akan memudahkan kita dalam memahami orang lain dan hal ini akan semakin efektif untuk bisa melancarkan dalam membina hubungan dengan orang lain.

Manusia adalah mahluk yang unik, bagaimana tidak, ada hukum yang pasti yang dikatakan oleh William Shakspear bahwa di dunia ini tidak ada yang lebih menarik untuk dibicarakan selain diri kita sendiri. Bagi setiap orang topik yang paling menyenangkan untuk dibicarakan, adalah topik yang mereka punya, di luar itu tidak ada satupun yang menarik. Contohnya musibah sakit gigi yang diderita seseorang akan jauh lebih menarik daripada musibah tsunami yang dialami orang lain. Inilah hal yang menurut saya sangat aneh tapi nyata.

Dengan melihat hal tersebut, kita bisa mencoba menerapkan nilai-nilai ini ketika kita berbicara dengan orang dan membina hubungan baik dengan orang lain. Bicarakan hal-hal yang menurut orang tersebut menarik untuk diceritakan, beri perhatian yang intens ketika lawan kita berbicara, berikan apresiasi yang mendalam terhadap prestasi yang sudah dicapai, berikan pujian yang tulus, tunjukan pada teman kita bahwa mereka pribadi yang menarik. Yang terakhir kita harus lebih sering mendengarkan daripada berbicara, karena Alloh memberikan dua telinga dan satu mulut, itu artinya menurut Dale Carnigie, dalam hidup kita harus lebih sering mendengar daripada berbicara, karena bisa jadi peringatan salah satu operator telepon seluler itu benar bahwa your mouth is your tiger, artinya mulutmu adalah harimaumu…makanya tidak ada salahnya kita hati-hati dalam mengucapkan sesuatu, karena kalau lidah sudah lukai hati, kemana obat hendak dicari..SALAM SUKSES!!!
Selengkapnya...

19 Juni 2007

PRIBADI YANG TAK MUDAH TERLUKAI


Dalam hidup saya yakin bahwa kita pasti pernah mengalami suatu keadaan yang tidak enak, entah itu berupa perbuatan, ucapan maupun, bahasa tubuh. Dan tak jarang kita mendapat perlakuan tersebut dari orang disekeliling kita, baik itu teman, saudara, rekan sekantor atau bahkan orang tua kita sendiri. Yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari adalah kita sering merasa jengkel, marah, dan kecewa bila kita menerima kata-kata yang tidak enak, baik itu ledekan, hinaan atau bahkan cacian.

Bahkan tak jarang dari kita merasa bahwa apa yang dikatakan oleh orang tersebut kepada kita adalah hal yang benar, dan hal ini akan berdampak kita semakin merasa inferior dalam menghadapi hidup. Bahkan tak jarang juga dampak dari kata-kata negatif itu akan mengakibatkan kita semakin terpuruk dan memusuhi orang yang mengatakan hal tersebut. Pertanyaan besarnya benarkah sikap kita dalam menghadapi hal tersebut?

Saya pikir secara manusiawi hal yang wajar ketika kita merasa kecewa, sedih dan marah bila kita menerima kata-kata negatif dari orang lain. Banyak orang yang salah kaprah dengan mengatakan bahwa emosi yang saya bilang diatas adalah emosi negatif. Padahal yang namanya emosi adalah netral, positif dan negatifnya suatu emosi adalah tergantung bagaimana kita mengelolanya, apabila kita bisa mengelola emosi marah, sedih dan kecewa maka kita sudah bisa dikatakan memiliki kecerdasan emosi. Karena mengelola emosi merupakan salah satu substansi dari kecerdasan meosional menurut Daniel Golemen.

Terus bagaimana donk sikap kita dalam menghadapi kata-kata negatif yang keluar dari mulut orang lain. Ada sebuah kalimat yang dikatakan oleh istri mantan presiden Amerika yaitu Eleano Rosevelt (istri FD Rosevelt) dia mengatakan bahwa tidak ada satu orang pun di dunia ini yang bisa menyakiti anda, kecuali diri anda mengijinkannya. Kalimat tersebut mempunyai arti bahwa andalah sebenarnya pemegang keputusan terakhir, apakah anda akan terlukai dengan kata-kata negatif tersebut, atau anda menganggap kata-kata itu sesuatu yang tidak bermakna dan tidak mempunyai arti apapun bagi anda.

Jadi disini jelas bahwa anda mempunyai kuasa penuh atas diri anda, anda mempunyai kuasa penuh untuk menolak perkataan itu dan mengatakan pada diri anda bahwa hal itu tidak benar. Bahwa yang anda ketahui tentang diri anda itulah yang benar, karena Brian Tracy pernah mengatakan apa yang anda pikirkan tentang diri anda itulah anda, dan penilaian dan penghargaan anda terhadap diri anda jauh lebih penting dari apa yang orang lain katakan kepada anda.

Semuanya terserah anda, karena decision maker nya anda sendiri, anda bisa menggunakan cara yang di atas untuk bisa menjadi pribadi yang cerdas secara emosi dan menjadi prbadi yang kuat yang tak mudah terlukai. SALAM SUKSES !!!
Selengkapnya...

e-book motivasi gratiss