SOSOK PEMBELAJAR YANG SENANG BERMIMPI

23 Agustus 2013

SAAT EMOSI TIBA

ilustrasi
“Jangan ambil keputusan saat marah karena anda akan menyesal. Orang marah itu sebenarnya telah kehilangan objektivitasnya, tak punya kedalaman dalam melihat sesuatu dan kurang dalam perenungannya” – Dr. Aidh Al Qarni


Berbicara mengenai emosi, bagi orang sudah belajar mengenai kecerdasan emosi pasti tahu bahwa emosi itu bersifat netral. Tidak ada istilah emosi negatif atau emosi positif. Marah atau sedih pun yang kata orang merupakan emosi negatif, bila dikenali dan dikelola dengan baik bisa menjadi emosi positif. Tapi untuk saat ini (dalam penulisan ini) saya ingin membuat dikotomi untuk kata emosi ini memang sesuatu yang buruk dan harus dihindari karena dapat berakibat yang tidak bagus.

Dalam dunia pekerjaan dan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak saya jumpai orang yang tidak bisa mengontrol emosinya mengakibatkan dia kehilangan pekerjaan dengan mudahnya. Semisal, sikap atasan yang kurang berkenan, membuat kita tak tahan lantas kita berkata-kata kasar kepadanya, tidak lagi menghargai dia sebagai atasan dan bahkan melakukan perlawanan.

Padahal mungkin saat itu kita merasa wajar bersikap hal tersebut karena sudah pada posisi puncak kekesalan yang amat sangat. Memang saat itu mungkin perasaan kita terpuaskan akan kebutuhan dengan emosi mengganjal yang sudah terlampiaskan. Tapi akhirnya anda dibuat tak berdaya akibat dari perbuatan itu, dan hanya rasa penyesalanlah yang akan tersisa. Akibat dari emosi yang tidak bisa dikontrol, kita kehilangan semuanya dalam sekejap. Karir dalam pekerjaan yang kita bina dan rintis selama bertahun-tahun lenyap seperti tsunami yang menyapu apa saja yang ada dihadapannya.

Bahaya akan emosi negatif ini setidaknya sudah diperingatkan oleh seorang filsuf besar yang bernama Plato dengan mengatakan “Para dokter membuat kesalahan yang amat besar, yakni berusaha menyembuhkan badan tanpa berusaha menyembuhkan jiwa. Padahal jiwa dan badan adalah satu dan tidak boleh diperlakukan secara terpisah”.

Perlu waktu yang cukup lama sampai akhirnya ilmu kedokteran mengakui bahwa emosi yang negatif tidak bagus untuk kesehatan dan berpengaruh terhadap kesehatan raga. Jelas sudah bahwa emosi negatif yang membabi buta yang tidak bisa dikendalikan, tidak hanya dapat mengganggu hubungan kita dengan sesama juga ternyata dapat merusak kesehatan ragawi. Karena itu ada beberapa tips praktis yang saya sendiri sudah beberapa kali mencoba mempraktekannya.

1. Berhitung sampai 10 Terkesan seperti anak kecil yang disuruh belajar menghitung. Ambil nafas dalam-dalam sambil berhitung satu hingga sepuluh. Nyatanya cara ini cukup ampuh untuk menahan reaksi yang mungkin spontan kita lakukan yang dapat membahayakan. Dalam bahasa kecerdasan emosional inilah yang dinamakan amigdala. Bila perlu menjauhlah dan hindari sementara kondisi, situasi atau orang yang membuat emosi itu.

2. Tenangkan Diri Lakukan hal yang membuat anda merasa rileks dan tenang. Bisa dengan mendengarkan music favorit, nonton tv atau pergi ke sebuah tempat yang bisa membuat anda tenang. Saya pribadi biasanya melakukannya dengan mendengarkan lagu-lagu kesukaan saya. Lagu-lagu yang bisa membangkitkan kebahagiaan, ketenangan dan kedamaian.

3. Pikirkan Terlebih dahulu Dalam kondisi emosi, kita sangat mudah sekali terpancing kata-kata kasar. Kata-kata yang kelak akan anda sesali. Alangkah baiknya anda berpikir lebih jernih mengenai apa saja yang akan dilakukan. Pikirkan dampak terburuk yang nanti akan dirasakan bila kita turuti emosi tersebut. Pernah saya juga dihadapkan kondisi ini, saat merasa terdesak dan kesulitan dalam pekerjaan.
Padahal kita merasa sudah melakukan banyak hal. Namun penerimaan atasan terhadap apa yang sudah kita lakukan adalah nol besar atau dinihilkan. Ingin rasanya saya melawan terhadap atasan dan terakhir bilang kata menyerah, karena jiwa ini merasa sudah lelah. Namun setelah saya pikirkan dan renungkan lagi dengan seksama.

Rasanya sangat disayangkan bila karena saya emosi sesaat dan menyerah, saya akan kehilangan segalanya yang sudah saya raih dengan susah payah. Sayang rasanya apabila pengorbanan kita untuk bisa merangkak naik ke atas, harus hilang dengan sekejap hanya karena kita tidak mampu mengontrol emosi.

4. Mencari solusi Sama seperti penyakit yang ada beserta obatnya, virus yang menyerang computer dengan antivirusnya. Begitupun juga kesulitan, saya percaya kesulitan itu datang bersama dengan kemudahan. Tentu bagi manusia yang mau berpikir dan berusaha. Tidak berpangku tangan dan menyerah dengan keadaan. Carilah win-win (menang-menang) solution. Karena yakinlah anda tidak mungkin melakukan dengan cara win-lose (menang-kalah). Anda mungkin bisa menang dengan cara itu, tapi yakinlah anda hanya akan menang cuma satu kali. Tidak lebih.
Selengkapnya...

e-book motivasi gratiss