SOSOK PEMBELAJAR YANG SENANG BERMIMPI

14 Januari 2014

Wanita Lebih “Kuat” dari Pria

Membaca judul tulisan ini, bagi anda kaum pria mungkin tidak akan terima. Judul tulisan ini seperti mengada-ada dan terkesan provokatif. Buat pria, tenang dan tidak usah gusar, karena yang menulis ini juga pria tulen…he..he. Tidak ada niat untuk mendiskreditkan pria. Saya ingin melihat dari sudut pandang yang berbeda yang membuat kenapa wanita lebih kuat dari pria.

Ini adalah tulisan pertama saya setelah menikah, sehingga semoga bisa menambah perbendaharaan pemahaman saya terhadap kaum hawa. Tulisan ini terinspirasi bukan karena saya kalah kuat di malam pertama..he..he. Tapi karena saya betul-betul mendapati fakta bahwa sejatinya wanita memang lebih “kuat” dari pria. Tentu definisi kuat bukan dari besarnya tenaga yang dimiliki wanita. Bukan wanita yang berotot dan bisa mengangkat beban lebih besar atau bukan wanita yang mampu berlari lebih jauh di lintasan. Tapi kemampuan luar biasa dari wanita untuk bisa mengatasi masalahnya. Berikut beberapa hal yang biasa dilakukan wanita untuk mengatasi masalah dan keluar dari stres.

Bercerita atau Berbagi
Fakta pertama saya kutip dari Louann Brizendine, penulis The Female Brain bilang kalau wanita itu menggunakan sekitar 20.000 kata/hari, sedangkan cowok hanya sekitar 7.000 kata/hari. Tidak mengherankan kalau wanita suka yang panjang-panjang..Upst..maksudnya bicaranya yang panjang lebar. Itulah kenapa cewek paling demen kalau yang namanya curhat. Dengan media ini, mereka bisa menghabiskan jatah bicaranya agar memenuhi kuota 20.000/hari.

Mengenai perbedaan pria dan wanita ini seorang penulis terkenal bernama John Gray, Ph.D. memakai istilah lebih ekstrem “Cowok dari Mars dan Cewek itu dari Venus” dalam buku “Men Are From Mars, Women Are From Venus” dijelaskan secara gamblang perbedaannya. Mungkin kita sebagai awam kita mengetahui perbedaannya terletak pada anatomi saja yang berhasil kita identifikasi, dimana pria punya 'burung' dan wanita punya 'sarangnya'...he..he becanda...Ini fakta, karena perbedaan ini kita menjadi melengkapi.

Ada fakta yang baru saya ketahui dan ternyata cukup menarik dan mengagetkan. Kenyataan bahwa wanita ternyata mudah mengalami stress. Namun menariknya 2/3 populasi yang mengkonsumsi alkohol adalah pria, 80% yang menggunakan narkotika dan obat terlarang adalah pria, dan 90% yang menghuni penjara adalah pria. Kemudian percobaan bunuh diri wanita tiga kali lebih banyak. Akan tetapi empat dari lima orang yang bunuh diri dilakukan oleh pria. Terasa aneh bukan kedengarannya?

Ternyata, pada saat menggadapi masalah berat, wanita cenderung membutuhkan seseorang yang bisa mendengar masalahnya. Dengan media curhat, mereka bisa menumpahkan seluruh keluh-kesahnya. Dan terkadang wanita hanya butuh didengarkan saja, sudah cukup mengurangi beban masalahnya. Tanpa harus kita memberi solusi atas masalah yang menimpanya.

Menurut John Gray, Ph.D hormon oksitosin akan muncul mengurangi rasa stress ketika berbicara. Sementara pada pria, hormon testosterone-lah yang mengurangi stress, hormon ini muncul ketika pria menyelesaikan masalah atau berkompetisi. Bagi pria, berbicara adalah kebalikan dari wanita, hal ini malah menurunkan hormon testosterone. Itulah kenapa pria tulen tidak suka curhat dan mereka pun tidak di-design untuk suka mendengarkan curhat. Karena itu wanita biasanya lebih nyaman kalau bercerita dengan sesama jenis.

Menangis
Bagi wanita, disamping berbicara. Jurus mereka agar bisa keluar dari perasaan stress adalah dengan menangis. Bagi kita kaum pria, menangis memang tidak pernah ada dikamus kita untuk bisa menyelesaikan masalah. Kita menganggap itu perbuatan yang cengeng dan hanya pantas dilakukan oleh wanita. Ada hukum tak tertulis melarang pria untuk menangis. Padahal menangis dalam ukuran yang wajar dan tidak lebay, itu sebenarnya sudah merupakan perwujudan dari kecerdasan emosi. Itu masuk kedalam sebuah kesadaran emosi atau jujur secara emosi. Ada perasaan lega dan beban sedikit berkurang, sehingga hal ini bisa membuat pikiran lebih jernih dan bisa memikirkan solusi untuk keluar dari permasalahan.

Dari buku Gobind Vashdev yang berjudul “Happiness Inside” saya mengutip ucapan Frankl yang berkata “Ada banyak penderitaan yang harus kita jalani. Karenanya, kita perlu menghadapi seluruh penderitaan kita, dan berusaha menekan perasaan lemah dan takut. Akan tetapi, kita juga tidak perlu malu untuk menangis, karena air mata merupakan saksi dari keberanian kita untuk menderita.”

Pelukan Pelukan ini aktivitas yang identik dilakukan oleh teletabis. Tokoh kartun yang sempat digemari sama anak-anak. Bagi wanita pun aktivitas ini lazim dilakukan. Berbeda dengan laki-laki yang merasa aneh dan janggal saat berpelukan. Berpelukan ternyata bisa menghilangkan depresi. Seorang psikiater senior dari Kansas Amerika Serikat yang bernama Dr. Harold Voth telah melakukan riset dengan hasil mereka yang berpelukan mampu mengusir depresi, meningkatkan kekebalan tubuh, awet muda, tidur lebih nyenyak dan lebih sehat.

Lebih mencengangkan lagi seorang terapis keluarga bernama Virginia Satir berkata “Untuk bertahan hidup, kita membutuhkan empat pelukan sehari. Untuk kesehatan, kita butuh delapan pelukan per hari. Untuk pertumbuhan, awet muda, kebahagiaan, kita perlu dua belas pelukan per hari.”

Sekarang saya mengerti kenapa wanita lebih kuat dibanding pria dalam menghadapi stress dan keluar dari permasalahan. Bercerita mengenai apa yang sedang dialaminya. Jujur dengan emosi yang dimilikinya (menangis), dan berpelukan adalah beberapa cara terbaik yang dilakukan wanita untuk bisa keluar dari masalah yang membelenggunya. Sekarang bagi anda pria, tidak ada salahnya saat masalah mendera, belajar-lah pada wanita untuk mengatasinya. Bercerita, menangis dan Berpelukan… Selamat mencoba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

e-book motivasi gratiss