SOSOK PEMBELAJAR YANG SENANG BERMIMPI

19 Agustus 2008

Dan Surga Itu Bernama Keluarga

Inilah tempat dimana kehadiran pertama kali kita ke dunia yang disertai jerit tangis, disambut dengan senyum tawa penuh kegembiraan. Inilah tempat kita pertama belajar tentang nilai-nilai dan norma-norma sehingga kita bisa menilai sesuatu baik atau buruk.

Di tempat ini pula kita mendapatkan rasa nyaman dan rasa terlindungi dari pengaruh lingkungan diluar. Dan tentu tempat ini pula yang pertama kali kita diberi kasih sayang penuh cinta keikhlasan, sehingga kita mengenal arti dari sebuah pengorbanan. Ini juga tempat yang akan menguatkan kita, ketika kita merasa lemah. Tempat yang akan menggembirakan disaat kita sedang sedih. Tempat yang akan membangkitkan kita dikala kita sedang terpuruk. Inilah tempat dimana kita menemukan kebahagiaan, tempat dimana Tuhan menitipkan sebuah anugerah berupa surga kecil yang akan menemani kita selama di dunia. Dan surga itu bernama keluarga……

Cuma berapa banyak dari kita yang menyianyiakan surga itu. Tak jarang dari kita bahkan mencari kebahagiaan di luar sana. Sering kita tidak ikut acara keluarga hanya karena ada acara dengan teman kita. Tak jarang kita juga mengabaikan waktu untuk sedikit bercengkrama dan bersenda tawa dengan keluarga. Kadang sempat terbersit dipikiran kita sebuah pertanyaan, kenapa kita dilahirkan dari keluarga yang seperti ini. Kita sering berandai-andai, berjikalau, dan berumpama andaikata kita dilahirkan dari keluarga terpandang, dari keluarga harmonis, dari keluarga terhormat, dan keluarga kaya yang serba berkecukupan secara materi. Kita juga sering melihat rumput tetangga lebih hijau dan lebih menarik dari halaman rumah kita.

Berapa banyak dari kita yang ketika pulang ke rumah hanya meninggalkan sisa-sisa energi dari aktivitas kita seharian. Dan orang-orang yang ada di rumah hanya merasakan sedikit sisa energi, sedikit sisa perhatian, sedikit sisa kasih sayang. Bahkan tak jarang pula kita sering memarahi mereka, dan meminta mereka untuk mengerti kesusahan kita, atau sekedar mengerti akan rasa keletihan kita setelah seharian beraktivitas. Padahal mereka sangat membutuhkan sentuhan perhatian dari kita dan mereka tidak butuh dengan oleh-oleh rasa lelah yang kita bawa. Lebih parah lagi ada sebagian dari kita yang pergi memulai beraktivitas saat meraka masih tidur di pagi hari dan baru pulang ketika mereka telah terlelap nyenyak dalam peraduan lagi.

Biasanya kita akan merasakan kehilangan ketika segala sesuatu itunya sudah pergi. Sama seperti kita akan merasakan arti sebuah pertemuan ketika kita akan mengalami perpisahan, kita baru merasakan bahwa mereka sosok yang penting yang selama ini telah mengisi hidup dan memberi warna indah kehidupan kita. Sering dari kita telat untuk meyadari hal itu. Yang tersisa pasti hanya ada rasa penyesalan yang mendalam dan kita berharap agar waktu itu bisa kembali.

So…mulai sekarang tunggu apalagi, kenapa kita harus menunggu kaya dulu untuk bisa memberi, kenapa kita harus menunggu waktu luang untuk bisa bercengkrama, kenapa kita harus menyaratkan sesuatu untuk memberikan sesuatu kepada keluarga. Karena waktu akan terus berjalan, dan kita tidak pernah tau kapan perpisahan itu datang, dan kapan ajal menjemput. Sebelum kita menyesal, dan sebelum kita menyalahkan diri sendiri atas semua yang terjadi….Ya lakukanlah sekarang juga…jaga dan rawat surga kecil yang telah dititipkan Tuhan kepada kita…pupuk dan siramilah keluarga kita dengan air mata kebahagian, dengan senyum keikhlasan, dan keringat pengorbanan, agar menjadi mekar dan bisa berbunga, sehingga kita bisa menikmati buahnya. Mumpung kita masih punya waktu…..
Selengkapnya...

e-book motivasi gratiss