Dalam kehidupan ini, kita selalu dikelilingi oleh banyak orang di sekitar kita. Ada keluarga, teman sepermainan, teman kantor, teman satu ideologi atau mungkin yang terakhir teman tapi mesra. Manusia pada dasarnya memang mahluk sosial, manusia yang dalam menjalani hidup membutuhkan orang lain. Sehingga orang-orang yang ada disekitar anda adalah aset terbesar dalam anda, karena banyak hal yang bisa kita lakukan bersama mereka, dan banyak hal yang bisa kita bagi bersama mereka.
Dalam seni berhubungan dengan orang lain, ternyata ada kaidah-kaidah yang harus kita perhatikan. Karena yang kita hadapi adalah sosok manusia yang punya akal, pikiran, emosi dan juga karakter yang satu dengan yang lain tidak sama. Sehingga harus ada pendekatan yang berbeda untuk orang yang berbeda pula, hal ini dipertegas oleh Florence Littauer yang mengatakan bahwa setiap manusia adalah sosok yang unik, artinya sosok yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Sehingga pantas Steven R. Covey mengatakan bahwa “jangan harap kita mendapatkan hasil yang berbeda ketika kita menghadapi sesuatu yang berbeda dengan pendekatan yang sama”. Dari hal tersebut di atas jelas bahwa ada seni untuk bisa menangani orang lain ketika kita berhubungan dengan mereka.
Manusia juga pada dasarnya merupakan mahluk emosional, yang segala tindakannya tergantung pada kondisi emosinya (Daniel Golemen). Inilah sebenernya kuncinya ketika kita berhubungan dengan orang lain. Sebelum kita dapat mengetahui kondisi emosinya, maka kita harus terlebih dahulu mengenal kondisi emosi diri, yaitu dengan mengenal diri sendiri dulu, seperti yang dikatakan oleh Socrates kenalilah dirimu. Ini merupakan awalan dalam membina hubungan dengan orang lain. Karena ketika seseorang sudah bisa mengenal diri sendiri, hal ini akan memudahkan kita dalam memahami orang lain dan hal ini akan semakin efektif untuk bisa melancarkan dalam membina hubungan dengan orang lain.
Manusia adalah mahluk yang unik, bagaimana tidak, ada hukum yang pasti yang dikatakan oleh William Shakspear bahwa di dunia ini tidak ada yang lebih menarik untuk dibicarakan selain diri kita sendiri. Bagi setiap orang topik yang paling menyenangkan untuk dibicarakan, adalah topik yang mereka punya, di luar itu tidak ada satupun yang menarik. Contohnya musibah sakit gigi yang diderita seseorang akan jauh lebih menarik daripada musibah tsunami yang dialami orang lain. Inilah hal yang menurut saya sangat aneh tapi nyata.
Dengan melihat hal tersebut, kita bisa mencoba menerapkan nilai-nilai ini ketika kita berbicara dengan orang dan membina hubungan baik dengan orang lain. Bicarakan hal-hal yang menurut orang tersebut menarik untuk diceritakan, beri perhatian yang intens ketika lawan kita berbicara, berikan apresiasi yang mendalam terhadap prestasi yang sudah dicapai, berikan pujian yang tulus, tunjukan pada teman kita bahwa mereka pribadi yang menarik. Yang terakhir kita harus lebih sering mendengarkan daripada berbicara, karena Alloh memberikan dua telinga dan satu mulut, itu artinya menurut Dale Carnigie, dalam hidup kita harus lebih sering mendengar daripada berbicara, karena bisa jadi peringatan salah satu operator telepon seluler itu benar bahwa your mouth is your tiger, artinya mulutmu adalah harimaumu…makanya tidak ada salahnya kita hati-hati dalam mengucapkan sesuatu, karena kalau lidah sudah lukai hati, kemana obat hendak dicari..SALAM SUKSES!!!
Dalam seni berhubungan dengan orang lain, ternyata ada kaidah-kaidah yang harus kita perhatikan. Karena yang kita hadapi adalah sosok manusia yang punya akal, pikiran, emosi dan juga karakter yang satu dengan yang lain tidak sama. Sehingga harus ada pendekatan yang berbeda untuk orang yang berbeda pula, hal ini dipertegas oleh Florence Littauer yang mengatakan bahwa setiap manusia adalah sosok yang unik, artinya sosok yang berbeda antara satu dan yang lainnya. Sehingga pantas Steven R. Covey mengatakan bahwa “jangan harap kita mendapatkan hasil yang berbeda ketika kita menghadapi sesuatu yang berbeda dengan pendekatan yang sama”. Dari hal tersebut di atas jelas bahwa ada seni untuk bisa menangani orang lain ketika kita berhubungan dengan mereka.
Manusia juga pada dasarnya merupakan mahluk emosional, yang segala tindakannya tergantung pada kondisi emosinya (Daniel Golemen). Inilah sebenernya kuncinya ketika kita berhubungan dengan orang lain. Sebelum kita dapat mengetahui kondisi emosinya, maka kita harus terlebih dahulu mengenal kondisi emosi diri, yaitu dengan mengenal diri sendiri dulu, seperti yang dikatakan oleh Socrates kenalilah dirimu. Ini merupakan awalan dalam membina hubungan dengan orang lain. Karena ketika seseorang sudah bisa mengenal diri sendiri, hal ini akan memudahkan kita dalam memahami orang lain dan hal ini akan semakin efektif untuk bisa melancarkan dalam membina hubungan dengan orang lain.
Manusia adalah mahluk yang unik, bagaimana tidak, ada hukum yang pasti yang dikatakan oleh William Shakspear bahwa di dunia ini tidak ada yang lebih menarik untuk dibicarakan selain diri kita sendiri. Bagi setiap orang topik yang paling menyenangkan untuk dibicarakan, adalah topik yang mereka punya, di luar itu tidak ada satupun yang menarik. Contohnya musibah sakit gigi yang diderita seseorang akan jauh lebih menarik daripada musibah tsunami yang dialami orang lain. Inilah hal yang menurut saya sangat aneh tapi nyata.
Dengan melihat hal tersebut, kita bisa mencoba menerapkan nilai-nilai ini ketika kita berbicara dengan orang dan membina hubungan baik dengan orang lain. Bicarakan hal-hal yang menurut orang tersebut menarik untuk diceritakan, beri perhatian yang intens ketika lawan kita berbicara, berikan apresiasi yang mendalam terhadap prestasi yang sudah dicapai, berikan pujian yang tulus, tunjukan pada teman kita bahwa mereka pribadi yang menarik. Yang terakhir kita harus lebih sering mendengarkan daripada berbicara, karena Alloh memberikan dua telinga dan satu mulut, itu artinya menurut Dale Carnigie, dalam hidup kita harus lebih sering mendengar daripada berbicara, karena bisa jadi peringatan salah satu operator telepon seluler itu benar bahwa your mouth is your tiger, artinya mulutmu adalah harimaumu…makanya tidak ada salahnya kita hati-hati dalam mengucapkan sesuatu, karena kalau lidah sudah lukai hati, kemana obat hendak dicari..SALAM SUKSES!!!
keren.... makasi nih pengetahan aku bertambah nih... tentang manusia.... makasi-makasi...
BalasHapus