Bekerja di perusahaan multinasional dan memiliki jabatan tertentu, dipindahtugaskan adalah sebuah keniscayaan. Biasanya karena perusahaan memiliki beberapa cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Perpindahan karyawan dari satu cabang ke cabang lain atau dari divisi satu ke divisi lain merupakan hal yang biasa. Semua itu tergantung kebutuhan dan dalam hal ini manajemen-lah yang menentukan hal tersebut.
Promosi dan mutasi adalah dua hal yang sering terjadi di perusahaan tempat saya bekerja. Itu terjadi pada siapa saja yang dikehendaki. Tidak terkecuali dengan saya sendiri. Sejak bergabung lima tahun yang lalu. Sudah hampir lima kali saya berpindah tempat lingkungan kerja. Bukan perpindahannya yang ingin saya bahas, akan tetapi bagaimana cara saya mengatasi itu semua. Terutama beradaptasi dengan lingkungan baru, yang secara kultur budaya banyak perbedaannya.
Dalam hal berdaptasi dengan lingkungan kerja, terutama berinteraksi dengan orang-orangnya, kita harus pintar-pintar untuk menempatkan diri. Datang sendiri dari kota yang jauh, tidak bisa kita langsung memposisikan diri dan mengatakan bahwa saya adalah atasan baru kalian. Kalian harus ikuti aturan saya, bagi yang tidak menuruti maka akan kenakan sanksi. Bisa saja kita menerapkan hal tersebut, karena secara kewenangan kita memilikinya. Tapi dalam perjalanannya hal ini menyebabkan kondisi yang tidak mengenakan di lingkungan kerja. Pengaruh yang muncul hanya karena ketakutan. Pengormatan yang timbul pun sesuatu hal yang semu.
Setiap datang ke kota atau cabang yang baru. Saya selalu berusaha memposisikan diri sebagai teman dan saudara. Meminjam jargon kampanye salah satu capres dalam pilpres yaitu “Jokowi adalah kita”, saat itu memposisikan diri bahwa calon presiden yang akan menjadi pemimpin itu sama seperti rakyatnya. Bukan sosok yang tinggi dan tinggal di menara gading dan hanya bisa melihat dari kacamata helicopter view. Saya baru menyadari bahwa ternyata apa yang saya lakukan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru secara tidak saya sadari mengadopsi sifat-sifat air. Materi pelajaran yang dulu kita pernah pelajari saat masih di sekolah dasar. Tepatnya mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Adapun sifat-sifat air yang masih saya ingat dan ada relevansinya dengan cara kita beradaptasi dengan lingkungan baru adalah :
Air Menempati Ruangan
Sifat air ini sangat mudah dipahami, bahwa air memiliki sifat menempati ruang. Seperti contoh saat air itu dimasukan ke dalam gelas. Maka air itu akan menempati ruang dalam gelas itu. Begitupun saat dimasukan ke dalam botol maka air akan menempati seluruh ruangan dalam botol tersebut. Itu pula yang saya lakukan saat berinteraksi dengan orang baru saya mencoba untuk masuk terlebih dahulu mengisi ruang-ruang kosong yang ada. Dengan mengenal latar belakang keluarganya, pendidikan atau lingkungan tempat mereka dibesarkan. Walaupun dalam batas-batas tertentu saya harus memberi garis batas yang jelas agar tidak dianggap kepo atau mau tau urusan orang.
Air Mempunyai Berat
Sifat air berikutnya adalah air memiliki berat. Sebagai contoh, bila air dimasukan ke dalam ember yang kosong, maka berat ember itu akan bertambah. Itu pula yang saya coba lakukan. Saat saya ada di cabang yang baru, saya berusaha agar saya bisa menambah masa atau kapasitas dari orang-orang yang ikut bekerja. Untuk karyawan baru, ini tugas yang lebih berat, karena harus mengisi “air” lebih banyak. Ada enaknya karena ketika dia datang dengan kondisi kosong, maka dengan mudah kita memasukan pemakahaman dan keterampilan untuk keperluan dalam bekerja.
Air Mengalir dari Tempat Tinggi ke Tempat Rendah
Sifat air yang lain adalah secara alami air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Semisal air sungai yang mengalir dari pegunungan atau mata air ke tempat yang lebih rendah dan kenyakan bermuara ke laut. Begitupun saya dalam berinteraksi dengan orang-orang yang ada cabang baru. Walaupun datang dengan label pimpinan cabang tempat baru tersebut, tapi secara sikap kita tetap harus tunjukan rendah hati. Ingat bukan rendah diri ya, karena beda maknanya. Sikap ini pula yang selalu Ibu wanti-wantikan kepada saya bahwa dimanapun berada jangan tinggi hati, tidak boleh jumawa. Tidak ada yang bisa kita sombongkan.
Air dapat Melarutkan Beberapa Zat
Sebagai contoh bahwa air dapat melarutkan beberapa zat. Pernah tidak kita minum teh pagi hari. Air bisa melarutkan gula yang padat dengan daun teh. Dalam waktu yang tidak lama setelah kita aduk. Maka butiran gula itu akan hilang. Begitu pula dengan teh akan larut dalam air sehingga merubah warna air. Prakteknya dalam pekerjaan pasti akan muncul berbagai macam friksi antar divisi dan departemen. Pemimpin yang baik adalah yang mampu mengakomodir semua, melarutkan semua kepentingan dan ego masing-masing untuk mencapai tujuan bersama meminjam istilah dosen saya saat kuliah pengendalian manajemen dulu dengan istilah goal congruence.
Tentu saja masih banyak sifat-sifat air yang tidak bisa dijelaskan lebih detail lagi. Intinya dengan mengadopsi beberapa filosofi sifat air ini, saya bisa mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Daya penerimaan (akseptabilitas) orang baru terhadap saya cukup baik. Beberapa peristiwa pernah saya merasa sakit yang sangat, dan tidak bisa ditahan-tahan lagi. Celakanya itu terjadi jam satu malam. Saya putuskan untuk menelepon salah satu karyawan saya dan akhirnya dengan sukarela dia datang menghampiri.
Beberapa kali mobil yang saya kendarai mogok di jalan dan kena paku. Tanpa menunggu waktu yang lama, setelah saya beritahu beberapa menit kemudian ada bantuan datang. Bantuan tidak selalu karyawan yang menjadi staf. Ada kalanya kawan kost atau kawan yang tidak memiliki hubungan bisnis dengan kita. Mereka dengan sukarela memberi bantuan kepada kita. Dalam kondisi seperti ini saya menyadari betul bahwa tetangga atau orang yang hidup dekat dengan kita secara domisili adalah saudara kita yang paling dekat.
Dalam hal berdaptasi dengan lingkungan kerja, terutama berinteraksi dengan orang-orangnya, kita harus pintar-pintar untuk menempatkan diri. Datang sendiri dari kota yang jauh, tidak bisa kita langsung memposisikan diri dan mengatakan bahwa saya adalah atasan baru kalian. Kalian harus ikuti aturan saya, bagi yang tidak menuruti maka akan kenakan sanksi. Bisa saja kita menerapkan hal tersebut, karena secara kewenangan kita memilikinya. Tapi dalam perjalanannya hal ini menyebabkan kondisi yang tidak mengenakan di lingkungan kerja. Pengaruh yang muncul hanya karena ketakutan. Pengormatan yang timbul pun sesuatu hal yang semu.
Setiap datang ke kota atau cabang yang baru. Saya selalu berusaha memposisikan diri sebagai teman dan saudara. Meminjam jargon kampanye salah satu capres dalam pilpres yaitu “Jokowi adalah kita”, saat itu memposisikan diri bahwa calon presiden yang akan menjadi pemimpin itu sama seperti rakyatnya. Bukan sosok yang tinggi dan tinggal di menara gading dan hanya bisa melihat dari kacamata helicopter view. Saya baru menyadari bahwa ternyata apa yang saya lakukan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru secara tidak saya sadari mengadopsi sifat-sifat air. Materi pelajaran yang dulu kita pernah pelajari saat masih di sekolah dasar. Tepatnya mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Adapun sifat-sifat air yang masih saya ingat dan ada relevansinya dengan cara kita beradaptasi dengan lingkungan baru adalah :
Air Menempati Ruangan
Sifat air ini sangat mudah dipahami, bahwa air memiliki sifat menempati ruang. Seperti contoh saat air itu dimasukan ke dalam gelas. Maka air itu akan menempati ruang dalam gelas itu. Begitupun saat dimasukan ke dalam botol maka air akan menempati seluruh ruangan dalam botol tersebut. Itu pula yang saya lakukan saat berinteraksi dengan orang baru saya mencoba untuk masuk terlebih dahulu mengisi ruang-ruang kosong yang ada. Dengan mengenal latar belakang keluarganya, pendidikan atau lingkungan tempat mereka dibesarkan. Walaupun dalam batas-batas tertentu saya harus memberi garis batas yang jelas agar tidak dianggap kepo atau mau tau urusan orang.
Air Mempunyai Berat
Sifat air berikutnya adalah air memiliki berat. Sebagai contoh, bila air dimasukan ke dalam ember yang kosong, maka berat ember itu akan bertambah. Itu pula yang saya coba lakukan. Saat saya ada di cabang yang baru, saya berusaha agar saya bisa menambah masa atau kapasitas dari orang-orang yang ikut bekerja. Untuk karyawan baru, ini tugas yang lebih berat, karena harus mengisi “air” lebih banyak. Ada enaknya karena ketika dia datang dengan kondisi kosong, maka dengan mudah kita memasukan pemakahaman dan keterampilan untuk keperluan dalam bekerja.
Air Mengalir dari Tempat Tinggi ke Tempat Rendah
Sifat air yang lain adalah secara alami air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Semisal air sungai yang mengalir dari pegunungan atau mata air ke tempat yang lebih rendah dan kenyakan bermuara ke laut. Begitupun saya dalam berinteraksi dengan orang-orang yang ada cabang baru. Walaupun datang dengan label pimpinan cabang tempat baru tersebut, tapi secara sikap kita tetap harus tunjukan rendah hati. Ingat bukan rendah diri ya, karena beda maknanya. Sikap ini pula yang selalu Ibu wanti-wantikan kepada saya bahwa dimanapun berada jangan tinggi hati, tidak boleh jumawa. Tidak ada yang bisa kita sombongkan.
Air dapat Melarutkan Beberapa Zat
Sebagai contoh bahwa air dapat melarutkan beberapa zat. Pernah tidak kita minum teh pagi hari. Air bisa melarutkan gula yang padat dengan daun teh. Dalam waktu yang tidak lama setelah kita aduk. Maka butiran gula itu akan hilang. Begitu pula dengan teh akan larut dalam air sehingga merubah warna air. Prakteknya dalam pekerjaan pasti akan muncul berbagai macam friksi antar divisi dan departemen. Pemimpin yang baik adalah yang mampu mengakomodir semua, melarutkan semua kepentingan dan ego masing-masing untuk mencapai tujuan bersama meminjam istilah dosen saya saat kuliah pengendalian manajemen dulu dengan istilah goal congruence.
Tentu saja masih banyak sifat-sifat air yang tidak bisa dijelaskan lebih detail lagi. Intinya dengan mengadopsi beberapa filosofi sifat air ini, saya bisa mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Daya penerimaan (akseptabilitas) orang baru terhadap saya cukup baik. Beberapa peristiwa pernah saya merasa sakit yang sangat, dan tidak bisa ditahan-tahan lagi. Celakanya itu terjadi jam satu malam. Saya putuskan untuk menelepon salah satu karyawan saya dan akhirnya dengan sukarela dia datang menghampiri.
Beberapa kali mobil yang saya kendarai mogok di jalan dan kena paku. Tanpa menunggu waktu yang lama, setelah saya beritahu beberapa menit kemudian ada bantuan datang. Bantuan tidak selalu karyawan yang menjadi staf. Ada kalanya kawan kost atau kawan yang tidak memiliki hubungan bisnis dengan kita. Mereka dengan sukarela memberi bantuan kepada kita. Dalam kondisi seperti ini saya menyadari betul bahwa tetangga atau orang yang hidup dekat dengan kita secara domisili adalah saudara kita yang paling dekat.
Sedikit tambahan pak
BalasHapus1. Air dapat berubah wujud (cair ke padat, padat ke cair dan padat ke gas). Artinya, dalam konteks adaptasi, seseorang harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Disetiap lingkungan tentunya terdapat aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku. Lebih jauh lagi, makna dari kata berubah adalah merubah diri dari kebiassan-kebiasaan kita yang bertentangan dengan aturan-aturan atau norma-norma yang ada disuatu lingkungan. Sehingga nantinya proses adaptasi akan dapat berjalan dengan semestinya.
Disamping itu, hal terpenting lainnya dalam adaptasi adalah komunikasi. Esensinya adalah bagaimana cara kita berkomunikasi dengan sebaik mungkin kepada setiap orang. Hasil reset menunjukkan bahwa keberhasilan dalam berkomunikasi ditentukan oleh komunikasi verbal (7%) dan komunikasi non verbal (93%). Meskipun komunikasi non verbal lebih berperan penting dalam kegiatan komunikasi yang efektif, namun bukan berarti kita tidak perlu berkomunikasi secara verbal. Kedua hal ini sama pentingnya dalam mendukung komunikasi efektif. Komunikasi non verbal dapat berupa nada suara, ekspresi wajah, pakaian, serta gaya. Jika komunikasi verbal dapat dikemas sedemikian rupa, namun hal ini sulit diimplementasikan pada komunikasi non verbal.
Jadi, kesimpulannya adalah dalam konteks adaptasi seseorang harus mampu merubah perilakunya yang bertentangan dengan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku di suatu lingkungan tertentu. Disamping itu, proses komunikasi yang efektif juga penting untuk diimplementasikan agar dapat mendorong terciptanya proses adaptasi dengan baik dan lancar.