SOSOK PEMBELAJAR YANG SENANG BERMIMPI

13 Februari 2015

PENTINGNYA PERNAH GAGAL DALAM KEHIDUPAN

“Banyak kegagalan dalam hidup ini karena orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah” Thomas Alva Edison

Anda Bukan Orang yang Pertama
Kegagalan apapun bentuknya tidaklah mengenakan. Besar atau pun kecil kadar dari suatu kegagalan tersebut, tetap saja membuat perasaan kecewa. Dalam perjalanan hidup sampai menjadi sekarang, mungkin sudah tidak terhitung berapa banyak kegagalan-kegagalan yang kita alami. Suka atau tidak suka, senang atau tidak senang nyatanya kita tetap harus melewati sebuah patahan dalam kehidupan itu. Seperti dalam kehidupan sehari-hari. Banyak kegagalan-kegagalan kecil yang kita alami. Pada saat disekolah, entah berapa kali kita pernah mendapatkan nilai yang kurang memuaskan. Kita dibuat kecewa karenanya, apalagi orang tua kita yang sudah membiayai kita. Kegagalan yang lebih sentimentil tentu saat kita gagal (ditolak) mendapatkan pasangan yang benar-benar ingin kita dapatkan. Padahal kita sudah berharap banyak dan sudah melakukan perjuangan yang hebat.

Semua kegagalan itu hampir semua orang pernah mengalaminya. Perasaan kecewa, kesal dan marah sangat wajar menemani kita saat itu. Tapi coba pikirkan, terhadap kegagalan itu ternyata anda bukan orang yang pertama mengalaminya. Kalau tidak percaya coba saja cek disekitar kita. Apapun kegagalan yang dialami, kita bukan orang pertama dan juga bukan orang terakhir yang mengalaminya.

Pentingnya Kegagalan
Kegagalan layaknya seperti obat yang terasa sangat pahit dan tidak enak di lidah, tapi penting untuk dikonsumsi agar kita bisa sembuh dari penyakit. Dari kegagalanlah kita bisa belajar dan introspeksi apa yang sudah dilakukan benar atau tidak. Gagal mengajarkan kita bahwa tidak semua yang diinginkan itu bisa diperoleh dengan mudah. Perlu kerja keras dan effort yang gigih untuk mencapai itu semua. Kegagalan seperti harga yang harus dibayar, kegagalan-kegagalan itu bisa dikonversi layaknya mata uang untuk bisa ditukarkan dengan kesuksesan. Tentu dengan tidak menyerah saat kegagalan itu datang.

Belajar dari nama-nama tersohor seperti Thomas Alva Edison yang harus gagal ribuan kali kali untuk bisa menemukan bola lampu. Ungkapan yang terkenalnya “Aku tidak gagal, aku malah berhasil membuktikan bahwa 9999 jenis bahan mentah itu tidak bisa dipakai (untuk membuat lampu)”. Walt Disney mengajukan “Disneyland” kepada bank-bank di Amerika Serikat ditolak sebanyak 302 kali. Begitupun juga Kolonel Sanders gagal sebanyak 1000 kali untuk bisa membangun kerajaan bisnis KFC-nya. Masih banyak contoh yang lain yang bisa menjadi inspirasi.

Andai saja nama-nama besar itu menyerah saat kegagalan pertama datang, mungkin kita tidak akan menikmati hasil karya mereka saat ini. Mereka itu berhasil menterjemahkan pepatah bijak yang mengatakan “Seorang pesimistis melihat kesulitan setiap kesempatan; seorang optimistis melihat kesempatan dalam setiap kesulitan”.

Kesuksesan adalah sebuah Perjalanan

Seperti sudah menjadi sunnatullah bahwa kesuksesan dan kegagalan tidak bisa terpisahkan. Namun banyak diantara kita yang iri dan terpedaya dengan kesuksesan orang lain, tanpa mengetahui dengan cara apa dia bisa mendapatkan kesuksesannya. Kita hanya tertarik dengan kesuksesan yang tampak dari luarnya saja. Tanpa mau tahu bagaimana perjuangan untuk mencapainya. Tidak salah Soichiro Honda berkata “Apa yang orang lihat dari kesuksesan saya Cuma 1% atapi 99% yang tidak terlihat adalah kegagalan saya”.

Kegagalan menjadi kunci untuk melakukan perubahan. Itu mengandung arti bahwa apa yang sudah kita lakukan selama ini kurang tepat. Kalau kita jeli menangkap pesan, kegagalan adalah bahasa dan isyarat dari alam bahwa ada yang harus diperbaiki dari diri kita. Maka segerakan untuk perbaharui diri, belajar dari kesalahan dan kegagalan tersebut. Selama kita masih mau berusaha saat kita gagal, kesuksesan semakin dekat dengan kita. Ingat pesan Winston Churchil yang mengatakan “Kesuksesan adalah kemampuan untuk berpindah dari satu kegagalan ke kegagalan lain tanpa harus kehilangan antusiasme”.

Jangan Mengeluh, coba lagi
Kunci agar bisa keluar dari semua kegagalan adalah mencoba lagi. Oleh karenanya saat kegagalan datang jangan pernah mengeluh, apalagi menyalahkan Tuhan. Lebih baik gunakan energi ya

ng masih tersisa untuk bangkit kembali dan mencobanya lagi. Gunakan cara yang baru untuk menghasilkan sesuatu yang baru juga. Bila cara yang lama terbukti tidak berhasil, jangan dipakai lagi, harus ganti dengan cara lain. Berusaha terus sampai akhirnya kesuksesan itu bisa diraih.

Pepatah lama yang mengatakan “kegagalan itu adalah kesuksesan yang tertunda” itu banyak benarnya, tapi ada kelanjutannya, bagi mereka yang mau berusaha lagi. Bila kita berhasil melewati kegagalan itu, dan akhir bisa mencapai kesuksesan pasti kita lebih bangga, seperti yang Confucius katakan “Kebanggan kita terbesar bukanlah tidak pernah gagal, melainkan bangkit kembali setiap kali jatuh”.
Selengkapnya...

07 Februari 2015

ADAPTASI SEPERTI AIR

Bekerja di perusahaan multinasional dan memiliki jabatan tertentu, dipindahtugaskan adalah sebuah keniscayaan. Biasanya karena perusahaan memiliki beberapa cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Perpindahan karyawan dari satu cabang ke cabang lain atau dari divisi satu ke divisi lain merupakan hal yang biasa. Semua itu tergantung kebutuhan dan dalam hal ini manajemen-lah yang menentukan hal tersebut. Promosi dan mutasi adalah dua hal yang sering terjadi di perusahaan tempat saya bekerja. Itu terjadi pada siapa saja yang dikehendaki. Tidak terkecuali dengan saya sendiri. Sejak bergabung lima tahun yang lalu. Sudah hampir lima kali saya berpindah tempat lingkungan kerja. Bukan perpindahannya yang ingin saya bahas, akan tetapi bagaimana cara saya mengatasi itu semua. Terutama beradaptasi dengan lingkungan baru, yang secara kultur budaya banyak perbedaannya.

Dalam hal berdaptasi dengan lingkungan kerja, terutama berinteraksi dengan orang-orangnya, kita harus pintar-pintar untuk menempatkan diri. Datang sendiri dari  kota yang jauh, tidak bisa kita langsung memposisikan diri dan mengatakan bahwa saya adalah atasan baru kalian. Kalian harus ikuti aturan saya, bagi yang tidak menuruti maka akan kenakan sanksi. Bisa saja kita menerapkan hal tersebut, karena secara kewenangan kita memilikinya. Tapi dalam perjalanannya hal ini menyebabkan kondisi yang tidak mengenakan di lingkungan kerja. Pengaruh yang muncul hanya karena ketakutan. Pengormatan yang timbul pun sesuatu hal yang semu.

Setiap datang ke kota atau cabang yang baru. Saya selalu berusaha memposisikan diri sebagai teman dan saudara. Meminjam jargon kampanye salah satu capres dalam pilpres
yaitu “Jokowi adalah kita”, saat itu memposisikan diri bahwa calon presiden yang akan menjadi pemimpin itu sama seperti rakyatnya. Bukan sosok yang tinggi dan tinggal di menara gading dan hanya bisa melihat dari kacamata helicopter view. Saya baru menyadari bahwa ternyata apa yang saya lakukan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru secara tidak saya sadari mengadopsi sifat-sifat air. Materi pelajaran yang dulu kita pernah pelajari saat masih di sekolah dasar. Tepatnya mata pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Adapun sifat-sifat air yang masih saya ingat dan ada relevansinya dengan cara kita beradaptasi dengan lingkungan baru adalah :

Air Menempati Ruangan

Sifat air ini sangat mudah dipahami, bahwa air memiliki sifat menempati ruang. Seperti contoh saat air itu dimasukan ke dalam gelas. Maka air itu akan menempati ruang dalam gelas itu. Begitupun saat dimasukan ke dalam botol maka air akan menempati seluruh ruangan dalam botol tersebut. Itu pula yang saya lakukan saat berinteraksi dengan orang baru saya mencoba untuk masuk terlebih dahulu mengisi ruang-ruang kosong yang ada. Dengan mengenal latar belakang keluarganya, pendidikan atau lingkungan tempat mereka dibesarkan. Walaupun dalam batas-batas tertentu saya harus memberi garis batas yang jelas agar tidak dianggap kepo atau mau tau urusan orang.

Air Mempunyai Berat
Sifat air berikutnya adalah air memiliki berat. Sebagai contoh, bila air dimasukan ke dalam ember yang kosong, maka berat ember itu akan bertambah. Itu pula yang saya coba lakukan. Saat saya ada di cabang yang baru, saya berusaha agar saya bisa menambah masa atau kapasitas dari orang-orang yang ikut bekerja. Untuk karyawan baru, ini tugas yang lebih berat, karena harus mengisi “air” lebih banyak. Ada enaknya karena ketika dia datang dengan kondisi kosong, maka dengan mudah kita memasukan pemakahaman dan keterampilan untuk keperluan dalam bekerja.

Air Mengalir dari Tempat Tinggi ke Tempat Rendah
Sifat air yang lain adalah secara alami air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. Semisal air sungai yang mengalir dari pegunungan atau mata air ke tempat yang lebih rendah dan kenyakan bermuara ke laut. Begitupun saya dalam berinteraksi dengan orang-orang yang ada cabang baru. Walaupun datang dengan label pimpinan cabang tempat baru tersebut, tapi secara sikap kita tetap harus tunjukan rendah hati. Ingat bukan rendah diri ya, karena beda maknanya. Sikap ini pula yang selalu Ibu wanti-wantikan kepada saya bahwa dimanapun berada jangan tinggi hati, tidak boleh jumawa. Tidak ada yang bisa kita sombongkan.

Air dapat Melarutkan Beberapa Zat
Sebagai contoh bahwa air dapat melarutkan beberapa zat. Pernah tidak kita minum teh pagi hari. Air bisa melarutkan gula yang padat dengan daun teh. Dalam waktu yang tidak lama setelah kita aduk. Maka butiran gula itu akan hilang. Begitu pula dengan teh akan larut dalam air sehingga merubah warna air. Prakteknya dalam pekerjaan pasti akan muncul berbagai macam friksi antar divisi dan departemen. Pemimpin yang baik adalah yang mampu mengakomodir semua, melarutkan semua kepentingan dan ego masing-masing untuk mencapai tujuan bersama meminjam istilah dosen saya saat kuliah pengendalian manajemen dulu dengan istilah goal congruence.

Tentu saja masih banyak sifat-sifat air yang tidak bisa dijelaskan lebih detail lagi. Intinya dengan mengadopsi beberapa filosofi sifat air ini, saya bisa mudah beradaptasi dengan lingkungan baru. Daya penerimaan (akseptabilitas) orang baru terhadap saya cukup baik. Beberapa peristiwa pernah saya merasa sakit yang sangat, dan tidak bisa ditahan-tahan lagi. Celakanya itu terjadi jam satu malam. Saya putuskan untuk menelepon salah satu karyawan saya dan akhirnya dengan sukarela dia datang menghampiri.

Beberapa kali mobil yang saya kendarai mogok di jalan dan kena paku. Tanpa menunggu waktu yang lama, setelah saya beritahu beberapa menit kemudian ada bantuan datang. Bantuan tidak selalu karyawan yang menjadi staf. Ada kalanya kawan kost atau kawan yang tidak memiliki hubungan bisnis dengan kita. Mereka dengan sukarela memberi bantuan kepada kita. Dalam kondisi seperti ini saya menyadari betul bahwa tetangga atau orang yang hidup dekat dengan kita secara domisili adalah saudara kita yang paling dekat.
Selengkapnya...

MENSYUKURI KEKURANGAN

Maka Nikmat TuhanMu yang Mana Lagi Yang kau Dustakan (QS Arrahman)

Bila membaca judulnya. Jangankan anda. Saya pun sedikit merasa janggal dan aneh. Karena normalnya orang mah bersyukur apabila mendapatkan sesuatu. Atau bersyukur dengan kelebihan yang dimiliki. Ini malah mensyukuri kekuarangan, ga salah nih? Atau jangan-jangan makna kata syukurnya itu diartikan sebagai ledekan yang berarti syukurin…he..he. Tentu saya tidak sedang becanda saat menuliskan tema ini. Itu tak lain karena saya terinspirasi saat baca cerita dari Ajahn Bram dalam buku “Si Cacing & Kotoran kesayangannya” yang berjudul dua bata jelek. Bagi anda yang belum memiliki bukunya, bisa mencoba mencari di gramedia terdekat. Saya merekomendasikan buku ini untuk dimiliki. Atau bagi yang terbatas dana, dengan kata lain duitnya lagi cekak, pinjam ke perpustakaan atau pinjam punya teman bisa jadi solusi (pinjem buku yaa..bukan pinjem duit untuk beli buku he..he..).

Ceritanya kurang lebih seperti ini, ada seorang biksu yang sedang ingin membangun wihara, dan biksu itu sendiri sebagai tukangnya. Membuat tembok dengan bahan bata dan semen. Singkat cerita, bangunan berupa tembok bata itu sudah jadi. Betapa kaget ketika Sang Biksu menyadari bahwa dia keliru memasang dua bata, yang terlihat lebih miring dibandingkan yang lainnya. Permasalahannya, karena semen sudah terlanjur terlalu keras, untuk bisa mencabut bata itu tak mungkin lagi. Tentu saja biksu tersebut merasa gundah gulana akibat kesalahan yang ia perbuat. Dengan perasaan bersalah, dia selalu menghindar membawa tamu wihara melewati tembok bata yang dia perbuat. Sampai akhirnya setelah sekitar 3-4 bulan, ada seorang pengunjung yang melihatnya dan berkomentar “Tembok itu indah”.

Biksu itu kontan saja amat terkejut dengan perkataan orang tersebut, serta menanyakan apa tidak salah ucapannya. Orang tersebut berkata “ Ya, saya bisa melihat dua bata jelek itu, namun saya juga bisa melihat 998 bata yang bagus. Hebatnya ucapan orang tersebut telah mengubah keseluruhan pandangan biksu terhadap tembok itu. Dia baru menyadari bahwa, jumlah bata yang terpasang sempurna jauh lebih banyak dari dua bata jelek itu.

Begitulah cerita kehidupan, sering kita berfokus hanya pada kekurangan yang kita miliki (dua bata jelek). Tanpa pernah melihat kelebihan yang kita miliki (998 bata). Dari cerita tersebut tidak ada yang berubah dari tembok bata tersebut. Perubahan hanya terjadi pada persepsi dari pembuatnya yang berdampak pada perasaannya. Perasaan pertama adalah rasa bersalah, gundah gulana dan inferior dengan hasil kerjanya. Kemudian perasaan selanjutnya yaitu perasaan bangga dan senang telah berhasil menyusun begitu banyak bata dengan sempurna. Artinya, tak harus kita menginginkan menjadi orang lain untuk bisa merasa bahagia, hebat dan sukses. Tetapi apresiasi kita terhadap diri sendiri yang harus ditingkatkan. Caranya dengan mencari sisi lain atau sudut lain dari kelebihan-kelebihan yang kita miliki yang bisa kita maksimalkan.

Pada akhirnya saya bisa mempertanggungjawabkan judul tulisan di atas. Dengan penjelasan cerita tersebut, judul di atas menjadi sangat masuk akal dan logis. Dan satu penegasan dan peneguhan agar anda tetap bisa bersyukur terhadap kekurangan yang dimiliki dengan cara, bersyukurlah apabila sekarang anda memiliki pasangan (istri/suami) atau pacar yang tidak sempurna. Loh kok bisa ?? Bisa dounk. Karena kalau dia sempurna, belum tentu dia mau dengan anda, karena pasti dia akan mencari yang lebih baik dari anda…hahaha
Selengkapnya...

e-book motivasi gratiss