SOSOK PEMBELAJAR YANG SENANG BERMIMPI

16 Januari 2009

SEMANGAT ITU HANYA SESAAT

Sengaja saya menahan hasrat untuk tidak menulis dulu artikel ini di awal bulan januari, sampai saya menemukan suasana hati yang cocok untuk bisa dijadikan landasan dalam tulisan kali ini. Di tengah gegap gempita dan gemuruh suasana tahun baru, ingin rasanya saya larut dalam euforia kesenangan hanya sekedar untuk merayakan detik-detik pergantian tahun. Tak tergambar rasanya semangat yang membara yang menyelinap dalam dada kala itu, guna menyongsong tahun baru, walaupun banyak orang bilang tahun ini merupakan tahun krisis. Tapi toh hal ini tidak menyurutkan banyak orang (termasuk saya) untuk tetap optimis menyambut tahun baru ini.

Tidak tahu mengapa ada perasaan sumuringah menjelang datangnya tahun baru, ada semangat baru yang mampir dalam diri untuk bisa melakukan sesuatu yang lebih dari tahun sebelumnya. Beberapa impian, target dan resolusi pun kembali digulirkan untuk bisa dicapai. Walaupun secara tidak sadar ternyata ada beberapa janji lama yang ingin dilakukan, yang sekarang masuk lagi dalam agenda tahun berjalan. Pantas saja kalau Mario Teguh bilang “kadang kita yang menyambut tahun baru ini dengan kesungguhan baru tapi masih dengan janji lama”. Sebagai contoh berapa banyak orang yang berjanji ingin berhenti merokok tapi sampai sekarang tidak bisa. Bahkan yang lucu saya pernah mendengar ada yang berkomitmen untuk mengurangi merokok, lalu dimana letak kesungguhannya kalau janjinya saja masih setengah-setengah.

Banyak orang yang merayakan tahun baru, hanya merayakan harinya saja. Tanpa pernah berpikir untuk merubah kemampuan yang dimiliki. Tidak ada transisi mental yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi kesulitan hidup yang semakin komplek. Banyak yang terjebak ke dalam kegembiraan sesaat, dan melupakan permasalahan untuk sementara waktu hanya untuk menyambut tahun baru. Konsekuensinya tidak jarang banyak orang menyambut tahun baru hanya bermodalkan sedikit semangat dan masih dengan kemampuan lama.

Kemeriahan tahun baru ternyata tidak berlangsung lama, semangat yang menggelora pun ternyata lenyap tak ketahuan batang hidungnya, ketika kita sudah dihadapkan dengan permasalahan hidup sehari-hari. Semangat kemeriahan tahun baru seolah tak membekas sedikit pun dalam menghadapi hari hari selanjutnya. Rencana, impian dan angan-angan yang sempat disemaipun menguap begitu saja tertelan dalam rutinitas harian yang menjemukan.

Lantas kenapa semangat dalam diri ini hanya mampir sebentar ?, seperti halte yang dijadikan tempat peristirahatan sementara untuk menunggu bus datang. Kemana teriakan penuh semangat dan nyaringnya bunyi terompet yang kemarin hadir menyeruak pada saat detik-detik tahun baru, lantas kemana hilangnya optimisme yang menggunung waktu itu….Sedemikian besarkah angin yang meniup, sampai-sampai semuanya tersapu begitu saja. Dimana letak kesalahan dari semua ini???

Tanpa harus menanya rumput yang bergoyang pun, harusnya kita bisa mengidentifikasi kekeliruan yang kita lakukan saat merayakan tahun baru tersebut. Ingatkah kita ketika melakukannya dengan kemeriahan dan bersenang-senang serta menghamburkan banyak uang hanya untuk satu malam. Tidak kah kita mencoba untuk introspeksi diri, tentang apa saja yang sudah dilakukan kita ditahun sebelumnya. Pernahkah kita berpikir untuk merinci apa-apa saja yang sudah kita kita kerjakan, dan menghitung berapa banyak yang belum kita dapatkan. Atau yang lebih jauh lagi, sudahkan kita merancang strategi apa yang akan diterapkan untuk bisa mencapai target di tahun baru. Bukan malah larut dalam kemeriahan dan hingar bingar pesta tahun baru. Jelas saja tidak ada nilai-nilai yang bisa kita dapatkan, lebih-lebih solusi yang kita butuhkan. Bukan kah yang terpenting dalam hidup adalah bagaimana kita memaknai setiap proses yang kita jalani. Tidak penting kegagalan dan kesuksesan itu datang, karena yang jauh lebih penting adalah bagaimana memaknai hal tersebut, serta bagaimana membuat hal tersebut menjadi media pembelajaran buat kita.

Semangat itu harusnya masih ada, ketika ada sebuah dorongan yang besar untuk mencapainya. Mirip seperti slogan salah satu partai peserta pemilu, tapi kita plesetkan sedikit sehingga bunyinya “semangat itu masih ada”. Terus bagaimana cara menumbuhkannya? Ada dua cara yang bisa kita coba untuk dilakukan. Yang pertama, bayangkan anda akan sangat bahagia bila apa-apa yang menjadi keinginan kita itu tercapai. Dan yang kedua, banyangkan juga apabila impian-impian kita ditahun baru ini tidak tercapai. Dan jangan lupa pastikanlah setiap apa-apa yang kita lakukan dan kita capai, semuanya bisa memberi nilai tambah buat orang lain. Sehingga kalaupun ada ketakutan yang datang, pastikan kalau ketakutan itu bukan karena kita takut akan kekurangan diri sendiri, tetapi takutlah karena apa yang kita lakukan dan kita dapatkan tidak bisa melebihkan bagi orang lain…Salam Super
Selengkapnya...

e-book motivasi gratiss